Setiap kali pertanyaan “di manakah destinasi wisata impian yang ingin saya kunjungi?” maka jawaban saya selalu sama “BALI”.
Yup, pulau Dewata adalah tempat liburan impian saya sejak dulu. Sejak lama saya selalu berdoa agar suatu saat bisa ke sana. Doa saya hampir terkabul pada awal tahun 2007 silam. Saat itu kampus kami melakukan study banding ke beberapa kampus di pulau Jawa dan Bali.
Baru mendengar info akan ke Bali saja,
hatiku sudah bahagia banget. Saya berpikir, mungkin saat itulah doa yang saya
panjatkan sejak lama akan terkabulkan. Setelah tujuh hari mengelilingi pulau
Jawa, di hari kedelapan rombongan kami bersiap menuju Bali. Rencana saat
itu, kami akan ke Bali menggunakan jalur laut via pelabuhan Banyuwangi.
Tidak terasa yah sudah lebih tiga pekan lebaran meninggalkan kita. Tidak terasa juga ternyata satu persatu adik-adik saya sudah meninggalkan rumah mama. Terakhir, kemarin pagi kami baru saja mengantar adik bungsu kami ke pelabuhan untuk kembali menuntut ilmu di kota Kendari.
Hari-hari mama mulai sunyi lagi. Semua anaknya sudah kembali ke tempat kuliah juga tempat tugas masing-masing. Bila sudah begini, maka mengenang momen kebersamaan kami saat lebaran kemarin sudah tentu menjadi hal yang sangat menyenangkan dan ngangenin.
Lebaran tahun ini kami lalui penuh suka cita, terlebih di tahun ini ada penambahan anggota baru dalam keluarga kami. Iya, beberapa bulan sebelum lebaran, adik saya yang tinggal di Maluku Utara menikahi kekasihnya dan ramadhan kemarin mereka mudik untuk merayakan hari kemenangan di rumah mama.
“Apa sih enaknya nonton
drama korea? Jalan ceritanya gitu-gitu ajah dan wajah mereka sama semua. Memang kamu bisa bedain wajah
mereka?”
Hayoo, pernah dengar
kalimat di atas? Kalo saya sih sering. Pertanyaan yang diajukan dengan nada
heran itu sering kali dilontarkan pada saya dan ironisnya itu dikatakan oleh mereka
yang belum pernah nonton drama korea (belum pernah nonton drama korea tapi seolah paling tahu tentang drama korea *_______*)
“Come on gaes, yang kalian katakan itu tidaklah benar. Cobalah sekali saja untuk menonton drama korea, maka kalian akan tahu bahwa jalan ceritanya menarik dan wajah mereka itu
berbeda. Walau ada juga sih yang saling mirip satu sama lain"
 |
Photo: Merck, via AP |
Beberapa waktu belakangan ada satu celetukan dari teman-teman yang lumayan sering mampir ke telinga saya dan suami ketika melihat kami berjalan bersama Wahyu. Celetukannya kurang lebih seperti ini nih “ihhhh, Wahyu udah besar yah, kapan nih punya adik lagi?”
Mendapat pertanyaan seperti itu biasanya kami hanya tersenyum sambil menjawab “Bila Allah berkenan, Insyaallah secepatnya. Doakan semoga secepatnya kami mendapatkan adik Wahyu”.
Sebenarnya jawaban yang kami berikan itu adalah jawaban basa basi karena sejujurnya kami memang sengaja menunda kehadiran adik Wahyu. Saya sih sudah pengen banget punya anak lagi, tapi suami masih belum mau punya anak lagi. Menurutnya, Wahyu masih membutuhkan lebih banyak kasih sayang dari kami. Walau alasan itu terkesan “cemen” di mata saya, tapi akhirnya saya amini juga.
Apakah
kamu termasuk orang yang punya hobby foto tapi tidak punya
kamera pendukung? Kalo pertanyaan itu diajukan pada saya, tanpa
ragu saya akan menjawab: Iya. Bagaimana tidak, saya adalah seseorang
yang “kaget dikit, foto. Kaget dikit, foto” atau istilah lainnya
“muka doyan kamera” tapi tidak punya kamera mumpuni untuk
mendukung kegemaran saya itu.
Entah
sejak kapan kegiatan berpose di depan kamera ini menjadi hal yang
saya sukai. Sepertinya sih sejak kecil. Yang saya ingat, saat duduk di
bangku SMA (awal tahun 2000-an) saya suka banget bergaya di depan kamera. Namun karena
saat itu setiap kali berfoto saya harus merogoh kocek sebesar Rp.
3.000,- untuk dibayarkan pada si tukang foto, yang mana nilai segitu
adalah nilai uang jajan saya selama tiga hari, maka terpaksa saya harus meredam rasa suka itu. Tak sanggup rasanya bila harus menanggung beban yang ditimbulkan oleh rasa cinta saya pada hal yang
satu itu. Bila hobby bergaya di depan kamera itu diteruskan, bisa
bangkrut Hayati Bang *pemikiran anak sekolah yang masih meminta uang jajan pada orang tua*
Hingga
pada tahun 2006, tepatnya saat saya duduk di bangku kuliah semester
enam, saya mulai berkenalan dan memegang kamera ponsel untuk pertama
kalinya. Kamera ponsel yang saya pegang itu bukanlah milik saya,
melainkan milik salah seorang sahabat saya (sebut saja namanya: Fia)
yang kebetulan tinggal di kost-an yang sama dengan saya.
Hai gaes, apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja yaa. Oh iya, berhubung sekarang lagi suasana Idul Fitri, tak lupa saya ingin mengucapkan “Selamat Idul Fitri 1437 H, Mohon maaf lahir dan batin atas segala ucapan dan laku saya baik yang disengaja maupun tidak yang pernah melukai hati, semoga di hari nan fitri ini kita semua terlahir kembali menjadi manusia yang lebih bersih", amin..
Btw, setelah seminggu libur panjang, rasanya sedih banget deh karena hari ini adalah hari terakhir kita berleyeh-leyeh dan bersantai bersama keluarga karena besok kita akan kembali disibukkan dengan rutinitas kerja yang seminggu belakangan kita tinggalkan.
Saya juga baru sadar, ternyata satu minggu tidak ngantor, satu minggu juga saya libur nulis. Lap-lap dulu blog kesayangan yang sudah mulai berdebu ini. Baiklah, postingan pertama setelah lebaran ini akan saya isi dengan menuliskan salah satu hal yang saya sukai, apalagi kalo bukan film india.
 |
pict source: mamansetiawan.blogspot.co.id |
Wahh, tidak terasa hari ini udah hari sabtu ajah yah. Hari yang kedatangannya sangat dinanti-nantikan oleh hampir semua pekerja kantoran seperti saya. Walau hari sabtu saya masih ngantor, namun tidak mengurangi kebahagiaan saya menyambut datangnya hari ini. Saya akan selalu bahagia menyambut datangnya hari sabtu karena di hari inilah saya bertemu anak dan suami setelah satu minggu berpisah.
Nah, berhubung hari sabtu itu identik dengan hari libur dan hari libur itu kadang-kadang diisi dengan jalan-jalan oleh sebagian orang, maka rasanya cukup tepat bila saat ini saya menuliskan salah satu tempat hiburan murah meriah yang ada di Bau-Bau. Mungkin saja tempat ini bisa menjadi salah satu alternatif kamu saat mencari hiburan bila sedang berkunjung ke Bau-Bau.
Nama tempat hiburan yang akan saya tuliskan ini adalah PANTAI KAMALI. Walau namanya diawali dengan kata pantai, namun pantai kamali bukanlah tempat hiburan yang berbentuk pantai yang dihiasi pasir putih dengan ombak yang tak henti-hentinya berkejaran seperti pantai-pantai yang ada di pulau dewata atau lombok.