• Home
  • About Me
  • Achievement
  • Disclosure
  • Another Blog
    • Second Blog
    • Third Blog

WWW.IRAWATIHAMID.COM

Wadah untuk Menuangkan Pikiran & Rasa dalam Kata




November adalah bulan istimewa..
November adalah bulan penuh harapan..

Seperti itulah yang kami (saya dan rekan-rekan di kantor) rasakan setiap kali memasuki bulan November. Di bulan ini setidaknya ada dua moment penting yang terjadi pada perusahaan tempat kami bekerja.

Mengapa bulan November menjadi bulan yang istimewa? Karena pada bulan ini perusahaan tempat kami bernaung dan mencari nafkah merayakan ulang tahunnya. Bertambahnya usia menuntut kami agar bekerja semakin baik demi menunjukkan pada konsumen/costumer bahwa kami akan selalu melakukan yang terbaik untuk memberikan kepuasan kepada mereka.

Hai hai hai, tidak terasa hari ini udah jumat malam ajah yah. Itu berarti bagi sebagian orang besok sudah masuk hari libur, oh senangnya ^__^. Walaupun besok saya masih ngantor, tapi harus tetap semangat dong karena masuk kantornya hanya setengah hari. Ayo semangat..!! he..he

Setiap orang tentu punya kegiatan favorit untuk mengisi hari liburnya, tak terkecuali saya. Bagi saya, kegiatan yang paling menyenangkan untuk mengisi hari libur adalah main bersama anak, nonton drama/film, dengar musik atau kadang-kadang membaca novel.

Ngomong-ngomong tentang novel, jujur saja belum banyak novel yang telah saya baca. Namun ada beberapa novel yang menurut saya memberi kesan yang mendalam setelah membacanya. Salah satu dari novel tersebut berjudul “TAKBIR CINTA ZAHRANA”. 

pict by google
novel asli yang saya baca sudah dikembalikan pada yang punya

Takbir Cinta Zahrana sebenarnya adalah novel pendek (novelet) yang merupakan salah satu karya Kang Abik (Habiburrahman El Shirazy). Seperti novel-novel Kang Abik yang lain yang selalu menyelipkan pesan moral di dalamnya, novelet ini pun sama. Selain memiliki cerita yang menarik, novelet ini juga mengandung banyak hikmah yang bisa dipetik untuk dijadikan pelajaran hidup terutama oleh wanita yang sudah ingin menikah namun belum juga bertemu jodohnya.
pic source: pixabay.com


Pernahkan teman-teman merasa selalu berburuk sangka (suudzon) terhadap orang lain?? Mudah-mudahan tidak pernah yah, cukup saya saja yang pernah mengalaminya karena rasanya sangat mengganggu dan menyiksa.

Kali ini saya akan bercerita tentang perjuangan saya melawan rasa suudzon yang sudah cukup lama saya derita. Rasa suudzon ini membuat saya tidak nyaman karena sudah sangat mengganggu hubungan sosial saya dengan orang-orang. Sebenarnya saya malu menceritakan ini (karena saya merasa ini adalah aib) tapi mungkin ada orang di luar sana yang juga merasakan hal yang sama dengan bisa mengambil pelajaran dari kisah yang akan saya tulis ini.

Iya, sejak kurang lebih setahun lalu saya dilanda penyakit hati yang bernama “Suudzon” ini. Jadi setahun belakangan ini saya menjadi orang yang selalu berprasangka buruk pada orang lain. Pada teman kantor, pada teman jalan, pada sahabat, pada adik-adik saya, pada suami bahkan pada orang yang baru saya temui. Parah banget yah?

Entah kenapa prasangka buruk ini selalu saja muncul. Perasaan ini perlahan-lahan menyelinap hadir di dalam pikiran saya. Ia bagaikan virus yang menyerang pikiran dan memaksa saya untuk selalu menilai apapun dengan negatif sehingga sangat sulit bagi saya untuk melihat sisi positif dari orang lain.

Rasa suudzon ini sangat menyiksa. Iya, saya tersiksa dengan kehadirannya yang tidak saya inginkan. Saya merasa menjadi orang jahat karena telah menuduh orang lain sesuka hati. Menuduh mereka melakukan hal yang belum tentu dilakukannya (walau hal itu hanya ada dalam pikiran saja).

Hingga saya terpikir untuk menuliskan ini sebagai peringatan kepada diri sendiri bahwa berprasangka buruk itu adalah hal yang sangat jahat. Beberapa hal negatif yang saya rasakan akibat berburuk sangka terhadap orang lain:

~ Pikiran tidak tenang
Setiap kali diserang rasa suudzon, saya selalu merasa tidak tenang. Saya selalu merasa bahwa apapun yang dikatakan oleh lawan bicara saya adalah bohong. Selalu merasa bahwa diam-diam orang itu telah melakukan hal buruk di belakang saya.

~ Sulit untuk merasa cukup
Rasa suudzon ini juga membuat saya menjadi orang yang kufur nikmat. Ketika saya mendapatkan tambahan rezeki, saya selalu merasa bahwa yang didapatkan oleh teman saya pasti nilainya lebih besar. Astaghfirullah.

~ Suka merasa iri
Ketika melihat teman sedang tertawa, saya selalu berpikir alangkah bahagia hidupnya. Saya merasa hidupnya pasti lebih bahagia dari hidup saya dan saya membenci hal itu. Saya tidak menyadari bahwa setiap orang itu memiliki kebahagiaan dan masalahnya sendiri.

~ Menimbulkan penyakit
Karena suka memikirkan hal yang belum tentu terjadi, akibatnya saya sering menderita sakit kepala.

**

Dan satu bulan yang lalu saya bertekad untuk mengusir rasa suudzon ini. Satu bulan belakangan ini perlahan-lahan saya mencoba untuk mengusir rasa itu dan berusaha menghilangkannya dari dalam pikiran dan hati saya.

Alhamdulillah sejak niat baik itu tertanam, sedikit demi sedikit perasaan saya mulai tenang, meskipun rasa suudzon itu belum sepenuhnya hilang namun saya sudah bisa melihat dan berpandangan baik terhadap orang lain dan hal itu membuat saya lebih tenang menjalani hidup *mudah-mudahan seiring berjalannya waktu rasa suudzon itu bisa pergi selamanya dan jangan balik-balik lagi, amin..*


Berikut beberapa hal yang saya lakukan untuk mengikis rasa suudzon saya terhadap orang lain:
 
~ Selalu berprasangka baik pada orang
Satu-satunya hal yang bisa menghilangkan prasangka buruk adalah melakukan hal yang sebaliknya yaitu berprasangka baik. Sebulan belakangan ini saya selalu berusaha menilai apapun secara positif. Awalnya memang sulit, tapi saya berusaha untuk melakukannya. Setiap kali pikiran jahat itu muncul, saya mencoba menanamkan dalam pikiran saya bahwa tidak semua yang terlihat itu seperti kelihatannya dan tidak semua yang kita dengar seperti kedengarannya. Dalam hal ini saya menerapkan asas praduga tak bersalah.

~ Berusaha untuk selalu percaya pada orang
Apapun yang di katakan oleh lawan bicara saya, saya berusaha untuk selalu percaya, saya menanamkan dalam pikiran saya bahwa yang dia katakan adalah benar, jika dia melakukan kebohongan, maka kebohongannya pasti akan terlihat. Serapat apapun kebohongan disembunyikan pasti akan ketahuan, seperti halnya peribahasa serapat apapun bangkai di sembuyikan baunya pasti akan tercium juga.

~ Jika pikiran buruk itu datang, segera saya beristighfar
Dalam agama apapun sebenarnya kita dilarang untuk berprasangka buruk terhadap orang lain. Dan karena saya adalah seorang muslim, maka setiap kali prasangka buruk itu muncul saya segera beristighfar dan berbicara dalam hati bahwa suudzon adalah kejahatan yang harus diperangi.

~ Selalu bersyukur
Menurutku bersyukur ini adalah kunci dari semuanya. Dengan bersyukur, kita akan selalu berprasangka baik dan selalu merasa cukup dengan apa yang kita punya sehingga membuat kita lebih tenang dan bahagia.

Semoga saya bisa istiqomah dalam memerangi rasa suudzon ini dan semoga kita semua dijauhkan dan dibebaskan dari penyakit hati yang bernama Suudzon ini, amin..

pict by photoshine
edited by me

Kali ini saya akan menceritakan awal mula terbentuknya blog ini. Blog yang baru seumur jagung ini punya cerita yang lumayan dramatis yang mengiringi penciptaannya. Semoga blog yang diawali oleh rasa pasrah ini bisa terus ada dan bertahan yah, amin..

Blog ini adalah blog kedua yang saya miliki. Pertama kali saya membuat blog terjadi pada bulan april tahun 2015 yang lalu di blogdetik. Jadi bisa dibilang saya adalah anak baru dalam dunia perbloggingan ini. *salim buat para suhu yang sudah malang melintang di dunia blog ini*

Sebelumnya tidak pernah terbayangkan kalau pada akhirnya saya akan punya blog. Keinginan untuk membuat blog muncul pertama kali saat saya melihat ada lomba blog yang diselenggarakan oleh detik.com yang mana hadiahnya sangat besar. Hadiah yang besar itulah yang akhirnya membuat saya tertarik untuk ikut berpartisipasi dalam lomba tersebut dan menjadi awal mula terciptanya blog pertama saya yang bernama www.tolandonalipuku.blogdetik.com.

Tiga tahun yang lalu, di awal bulan juni tahun 2012 sekitar pukul 20.00 WITA handphone saya berdering dan ketika menjawabnya yang saya dapatkan adalah sebuah kabar duka. Bibi saya (kakak mama) yang biasa kami panggil “IYMA” pergi meninggalkan kami untuk selamanya karena kanker payudara yang telah lama dideritanya.

Bibi saya memang sudah sejak lama menderita kanker payudara. Tahun 2003 silam (kurang lebih 10 tahun beliau menderita menahan sakit akibat kanker payudara) ia merasakan ada benjolan di payudaranya yang sebelah kiri. Menyadari ada yang tidak biasa pada payudaranya, Iyma pun melakukan berbagai pengobatan alternatif untuk menghilangkan benjolan tersebut, ia meminum berbagai macam ramuan tradisional yang disarankan oleh para tetangga dan orang-orang yang juga pernah memiliki benjolan serupa.

Bertahun-tahun Iyma melakukan pengobatan alternatif namun tidak membuat benjolannya mengecil, yang terjadi justru sebaliknya benjolan tersebut semakin membesar dan puncaknya benjolan tersebut pecah.

Sebelum pecah, selain berobat secara alternatif beberapa kali Iyma ke dokter untuk memeriksakan keadaannya dan oleh dokter disarankan agar segera di operasi untuk mengangkat benjolan tersebut namun karena merasa malu, Iyma tidak mau melakukannya. Ia merasa sangat malu jika harus memperlihatkan “asetnya” pada orang asing. Rasa malunya itu disebabkan karena ia belum menikah.

Iya, diusianya yang hampir menginjak 50 tahun Iyma memang belum pernah menikah, mungkin itulah faktor utama mengapa ia mengidap kanker payudara selain banyak faktor pencetus yang lain yang tentunya juga tidak bisa diabaikan.

Saat mendengar Iyma tidak mau dioperasi, saya sangat sedih dan sungguh menyayangkan keputusan yang diambilnya. Ingin rasanya saya berteriak dan mengatakan padanya bahwa jika ingin sembuh tidak ada jalan lain selain mengangkat benjolan tersebut, tapi saat itu saya tidak kuasa melakukannya karena ia dengan sangat tegas menolak untuk dioperasi.

Mendengar keputusannya yang sangat tegas itu, yang kami lakukan sebagai orang terdekatnya hanyalah memberi dukungan moral kepadanya agar tetap tabah dan ikhlas menghadapi penyakitnya. Tak henti-hentinya kami berdoa agar Iyma diberi kekuatan dan ketabahan dalam menjalani hari-harinya yang penuh rasa sakit itu.

Satu hal yang membuatku kagum padanya adalah saat melalui masa-masa yang penuh penderitaan itu tidak sedikitpun ia mengeluh, mungin karena ia sadar bahwa itu adalah konsekuensi dari keputusan yang telah diambilnya. Iyma sadar bahwa kanker itulah yang kelak akan merenggut nyawanya, hiks :’(

tetap tabah walau sel kanker menggerogoti

---


Pernah memiliki orang terdekat yang nyawanya terenggut oleh keganasan kanker payudara membuatku semakin sadar tentang pentingnya menjaga kesehatan, khususnya payudara. Terimakasih Iyma, karena telah memberikan pelajaran yang sangat berharga sehingga saya bisa lebih sadar tentang betapa pentingnya hidup sehat.

Kepergian Iyma seketika membuatku menyadari bahwa kesehatan itu sangat mahal harganya. Banyak hikmah yang bisa saya petik untuk dijadikan pelajaran dari kejadian memilukan itu, diantaranya:
  • Agar selalu memeriksa keadaan payudara kita, mengamati setiap perubahan yang terjadi baik bentuk, warna maupun perubahan lain yang sangat kecil sekalipun yang terjadi pada payudara kita. Tindakan ini bisa dilakukan sendiri yang biasa disebut SaDaRi (periksa payudara sendiri). Cara melakukannya cukup mudah dan bisa dilakukan saat mandi maupun saat berbaring.
  • Jika mendapati ada benjolan pada payudara, jangan pernah malu untuk memeriksakannya ke dokter. Abaikan rasa malu dan takut jika memiliki keinginan untuk sembuh.
  • Ikuti apapun yang dikatakan oleh dokter, karena dokter tahu apa yang terbaik untuk pasiennya.
  • Jika memiliki keluarga, teman, atau siapapun yang dekat dengan kita yang menderita kanker, jangan pernah bosan untuk memberikan dukungan dan semangat agar si penderita tetap tabah menghadapi penyakitnya dan memiliki semangat juang yang tinggi untuk sembuh.

Yuk, tingkatkan kesadaran diri untuk selalu menjaga kesehatan kita. Sebisa mungkin hindari hal-hal yang dapat meningkatkan resiko kita terkena kanker.

Ayo lawan penyakit mematikan ini dengan selalu menerapkan pola hidup sehat & Lakukan SaDari secara rutin untuk deteksi dini (peringatan untuk diri sendiri juga). Semakin dini terdeteksi semakin besar kesempatan untuk sembuh. Semoga kita senantiasa diberikan kesehatan, amin.. 


Tulisan ini diikutsertakan dalam #Giveaways #Kampanye #finishthefight #gopink #breastcancerawareness yang diadakan oleh Indah Nuria Savitri













“Apalah Arti sebuah nama”

Sering banget saya mendengar/membaca kalimat di atas, namun saya termasuk dalam kategori orang yang tidak setuju dengan kalimat tersebut alasannya karena menurutku nama adalah identitas yang sangat penting bagi seseorang atau benda apapun di dunia ini.

Bayangkan jika di dunia ini tidak ada nama, yang terjadi pastilah sebuah kekacauan karena kita akan bingung memanggil atau menyebut seseorang/benda/makhluk hidup lain dengan sebutan apa. Entah bagaimana komunikasi bisa berjalan tanpa ada kata keramat yang kita sebut sebagai “nama” ini. Jadi menurutku nama adalah hal yang sangat vital bagi seseorang/benda/makhluk hidup atau apapun yang ada di dunia ini.

--

Beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah artikel yang ditulis oleh salah satu teman blogger (aduh saya lupa siapa namanya dan apa judul tulisannya *getok kepala sendiri* - maafkan diriku yang melupakan namamu yah mbak :* kalau misalnya mbak membaca blogpost saya ini dan merasa apa yang saya tulis ini mirip tolong segera unjuk jari yah karena saya mau say thanks, hehe..) yang membahas tentang perubahan trend nama orang-orang di lingkungannya. Nama yang semula sangat kental unsur “ketradisionalannya” perlahan-lahan berganti dengan nama yang sangat kekinian.

Membaca artikel tersebut membuat saya berpikir untuk menuliskan hal yang sama tentang trend nama yang ada di lingkungan tempat tinggal kami. Iseng-iseng saya melakukan survey kecil-kecilan tentang trend nama orang-orang yang ada di lingkungan tempat kami tinggal (karena survey-nya hanya dilakukan di lingkungan tempat tinggal kami, maka bisa jadi hasilnya berbeda di tempat lain) dan hasil yang saya dapatkan adalah memang benar terjadi perubahan trend di setiap generasi. Trendnya akan saya bagi dalam empat kelompok:

Kelompok I
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah kakek-kakek atau nenek-nenek yang tahun kelahirannya diperkirakan dibawah tahun 1950-an. Seluruh orang di generasi ini namanya terdiri dari dua kata, dimana namanya di awali dengan kata LA untuk laki-laki dan WA untuk perempuan. Sebagai contoh: nama laki-laki La Umane dan nama perempuan Wa Kalambe.

*note: untuk nama yang diawali LA & WA ini memang telah menjadi ciri khas daerah kami yang mungkin tidak akan pernah hilang. (hingga kini La & Wa masih diletakkan di awal nama panggilan sehari-hari/bukan nama yang tertera di ijazah)

Kelompok IIYang termasuk dalam kelompok ini umumnya ibu-ibu atau bapak-bapak yang tahun kelahirannya antara 1950 hingga akhir tahun 1970-an. Generasi ini menggunakan dua type nama, yang pertama adalah nama yang hanya terdiri dari satu kata saja, misalnya Rahimu, Ziama, Yasilu, Hakia. Sedangkan type kedua adalah masih menggunakan nama yang di awali dengan kata LA dan WA.

Kelompok III
Yang termasuk dalam kelompok ini adalah generasi yang lahir antara tahun 1980-an hingga akhir 1990-an. Ciri khas dari kelompok ini umumnya memiliki nama yang terdiri dari dua atau tiga kata yang mana kata terakhir dari namanya adalah nama dari ayahnya. Salah satu contohnya adalah nama saya Irawati Hamid atau nama teman saya Nur Fitriyana Asis (Hamid & Asis adalah nama ayah kami). Tapi ada juga teman-teman yang seumuran dengan saya yang namanya hanya terdiri dari satu kata saja misalnya Mila, Harman, Hardin.

Kelompok IVYang termasuk dalam kelompok ini adalah anak-anak yang lahir di awal tahun 2000 hingga sekarang. Generasi ini biasanya memiliki nama yang panjang-panjang dan sangat kekinian. Nama yang diberikan biasanya lebih dari tiga kata yang pelafalannya kadang sangat susah diucapkan dan sudah tidak menggunakan kata LA atau WA lagi diawal namanya (kecuali masih keturunan bangsawan biasanya akan tetap diawali dengan kata LA Ode atau WA Ode). Nama panggilannya pun menyerupai nama selebriti atau nama anak selebriti seperti Al, El, Nabila, Adiba dan beberapa nama kekinian lainnya.

**

Itulah empat trend nama yang berhasil saya amati di lingkungan tempat tinggal kami yang mana setiap generasi memiliki ciri khasnya masing-masing.

Trend nama yang diberikan oleh orang tua terhadap anaknya mungkin akan selalu berubah seiring perkembangan zaman namun satu hal yang pasti bahwa siapapun namanya, apapun trendnya dan secanggih apapun zamannya orang tua tentu sudah memiliki pertimbangan yang sangat matang sebelum memberi nama pada bayi-nya. Semua orang tua pasti berharap nama bayinya menjadi doa yang baik yang akan mengiringi kehidupan anaknya kelak.

Menurut saya nama yang diawali LA (laki-laki) & WA (perempuan) merupakan nama yang memiliki kesan istimewa bagi yang mendengarnya, terlebih di zaman yang sudah modern ini karena nama tersebut sudah menjadi ciri khas dari orang Buton/Bau-Bau, Muna & Wakatobi (ketiga daerah ini berada di Sulawesi Tenggara) yang mungin tidak akan ditemukan di tempat lain. Jadi jika suatu saat teman-teman bertemu dengan seseorang yang namanya diawali dengan LA atau WA sudah dapat dipastikan bahwa orang tersebut pastilah berasal dari Buton/Bau-Bau, Muna ataupun Wakatobi.

Tulisan ini diikutkan dalam Giveaway Mbak Armita Fibriyanti "Nama Paling Berkesan"



"Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyat: 49)"

Ada tiga hal yang menjadi rahasia Allah SWT yang tidak akan pernah diketahui oleh manusia yaitu Rezeki, Jodoh dan Maut. Ketiga hal itu tidak akan pernah bisa dihitung dan diperkirakan bahkan oleh orang sepandai dan sejenius Albert Einstein sekalipun

Belum lama ini saat saya sedang asyik membaca status teman-teman yang muncul di timeline facebook saya, tiba-tiba mata saya terpaku pada salah satu status yang dibuat oleh teman yang sudah cukup lama tidak bertemu. Status yang ditulisnya dengan penuh perasaan itu membahas tentang kepasrahannya menantikan jodoh yang tak kunjung datang.

Membaca status teman tersebut sejenak membuatku berpikir dan menyadari bahwa jodoh memang hal yang unik dan misterius. Kita tidak dapat menebak kapan datangnya dan dengan siapa kelak kita akan berjodoh, yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha, berdoa dan tetap menunggu sampai waktunya tiba.

Pikiran saya melayang dan kembali pada masa beberapa tahun silam. Saat dimana saya mengikuti tes CPNS yang hasilnya yaa gitu deh, hahaha ups, dan bertemu sepasang suami istri yang menurut saya cukup romantis. Saat itu sang suami sedang mengantar istrinya yang tengah hamil tua untuk ikut test CPNS bersama saya. Melihat caranya berkomunikasi, sangat nampak kalau mereka adalah pasangan yang saling mencintai. Sembari menunggu waktu test, saya pun berbincang-bincang dengan sang istri. Kami bercerita tentang berbagai hal mulai dari hal-hal yang bersifat umum hingga merambat pada hal pribadi.

Wanita itu (sebut saja namanya Bunga) menceritakan awal mula perkenalannya dengan sang suami (sebut saja namanya Umane). Bunga bercerita bahwa pertama kali berkenalan dengan Umane lewat friendster. Selanjutnya mereka berkomunikasi lewat chatting dan telponan lewat telepon rumah (saat itu menelpon lewat hp masih mahal, lebih murah menelpon lewat wartel :D) tanpa pernah bertemu muka disebabkan oleh jarak yang sangat jauh, Bunga tinggal di Bau-Bau sedangkan Umane berada di Jakarta.

Hampir dua tahun mereka menjalani long distance relationship, hingga tibalah saatnya mereka memutuskan untuk bertemu. Ketika mereka bertemu, Umane langsung membawa kedua orang tuanya untuk melamar Bunga dan satu minggu setelahnya mereka menikah. Mendengar kisah cinta mereka, rasanya saya juga ingin merasakan kisah cinta seperti itu. Saya merasa kisah cinta Bunga dan Umane seperti kisah di drama korea. Sweet banget 😍

Satu tahun berlalu dan ternyata Allah SWT mengabulkan keinginan saya. Satu tahun setelah pertemuan dengan suami istri itu, Allah mempertemukan saya dengan laki-laki yang kini menjadi suami dan ayah anak saya dengan cara yang hampir sama. Di saat saya sedang merasa kecewa karena dikhianati tiba-tiba ada laki-laki yang juga sedang merasa kecewa mengajak berkenalan di facebook.

Hampir lima bulan kami berkomunikasi hanya lewat telpon/sms dan chatting di facebook, berkirim foto lewat pesan facebook tanpa pernah bertemu secara langsung (saat itu dia tinggal di Kendari). Hingga akhirnya kami memutuskan untuk bertemu secara langsung. Suami saya (yang saat itu masih berstatus pacar) datang ke Bau-Bau dan sejak pertemuan itu hubungan kami semakin serius hingga akhirnya kami memutuskan untuk menikah.

**

Jodoh memang hal yang unik dan tidak dapat ditebak. Ada berbagai cara Allah dalam mempertemukan jodoh hambaNya. Ada pasangan yang sudah bertahun-tahun pacaran tapi tidak berjodoh. Ada yang baru bertemu tapi bisa langsung menikah. Ada pasangan yang selalu bersama-sama, kemanapun berdua tapi akhirnya tidak berjodoh, namun ada juga pasangan yang menjalin hubungan jarak jauh tapi tetap bisa melangkah ke pelaminan.

Cara Allah mempertemukan jodoh hambaNya-pun beragam. Ada yang bertemu lewat social media seperti saya dan teman yang saya ceritakan tadi. Ada juga teman yang mendapatkan jodoh lewat salah sambung telepon, hal ini terjadi pada sahabat saya. Ada karena pertemuan tidak sengaja di suatu tempat dan kemudian bertemu kembali di tempat lain lalu muncul benih-benih cinta, ada karena dikenalkan oleh teman, ada yang dari sahabat jadi cinta, ada karena ikut ajang pencarian jodoh dan ada juga karena dijodohkan oleh orang tua/keluarga. Ada 1001 macam cara Allah SWT mempertemukan hambaNya.

Bagaimanapun cara Tuhan mempertemukan jodoh hambaNya, ada satu hal yang menurut saya tetap dan harus selalu dilakukan yaitu selalu membuka pintu pertemanan seluas-luasnya dan mempererat tali silahturahmi dengan siapapun. Bukankah silaturahmi memiliki banyak manfaat? Salah satu manfaat silaturahmi adalah melancarkan pintu rezeki yang termasuk di dalamnya adalah jodoh. Dan yang terpenting adalah tidak berputus asa dan selalu semangat dalam mencari dan menunggu datangnya jodoh. Jika waktunya sudah tiba, pujaan hati pasti akan datang menghampiri. Tenang saja, pangeran berkuda putih itu pasti akan menemukan pujaan hatinya, hehehe

Harapan saya, teman-teman yang saat ini belum menemukan jodohnya agar dimudahkan oleh Allah untuk segera bertemu jodohnya. Pun demikian dengan teman-teman yang sudah merencanakan pernikahan, saya doakan semoga jalan menuju pernikahannya dilancarkan. Dan bagi teman-teman yang saat ini sedang merasa kecewa karena dikhianati pasangannya agar segera move on dan cepat mendapatkan pasangan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Amin 🙏
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

Hi!


Hai, selamat datang di blog saya. Perkenalkan, saya Irawati Hamid, pemilik sekaligus penulis blog ini. Jika ada pertanyaan sehubungan dengan tulisan saya atau ingin menjalin kerjasama, silakan hubungi saya melalui email di iwahyu2011@gmail.com

Follow Me On

Pengikut

Categories

#AnakkuRayyan #AnakkuWahyu #AnakkuZafran #IraMenjawab Blogging Cantik Ceritaku Drama Korea Fiksi Film India Gaya Hobby Info Jalan-Jalan Kehamilanku Kesehatan Keuangan Kuliner Lomba Opini Property Review Telenovela Teman Blogger Tentang Baubau/Buton Tips

Pageview

Archive

  • ►  2022 (39)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Februari (14)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2021 (59)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (9)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (7)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (5)
  • ►  2020 (31)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (5)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2019 (72)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (9)
    • ►  Juli (12)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (5)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2018 (71)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (11)
    • ►  September (7)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2017 (104)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (10)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (10)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (13)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (12)
    • ►  Maret (13)
    • ►  Februari (11)
    • ►  Januari (12)
  • ►  2016 (125)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (14)
    • ►  Oktober (15)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (10)
    • ►  Juli (8)
    • ►  Juni (10)
    • ►  Mei (12)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (12)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (12)
  • ▼  2015 (21)
    • ►  Desember (8)
    • ▼  November (7)
      • NOVEMBER ISTIMEWA & PENUH HARAP
      • NOVELET TAKBIR CINTA ZAHRANA; PENANTIAN CINTA YANG...
      • TENTANG RASA SUUDZON
      • CERITA DI BALIK TERBENTUKNYA www.irawatihamid.blog...
      • KANKER PAYUDARA MERENGGUT NYAWA “IYMA”
      • TREND NAMA 4 GENERASI DI LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL...
      • TENTANG JODOH
    • ►  Oktober (6)

Member Of




Recent Posts

Popular Posts

  • MANFAAT MENGGUNAKAN DOODLE EXCLUSIVE TELON OIL PADA BAYI
  • CEGAH SPEECH DELAY BERSAMA TIM PROFESIONAL DI DINI.ID
  • TERJEMAHAN LIRIK LAGU TUJH MEIN RAB DIKHTA HAI
  • KEGIATAN ME TIME ALA SAYA & SUAMI

Recent Comments

`

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi