REVIEW NOVEL; SUNSET BERSAMA ROSIE

Februari 28, 2016



NOVEL SUNSET BERSAMA ROSIE

Berapa lama saya tidak menengok blog ini yah? Rasanya sudah lama banget euy. Artikel terakhir diposting tanggal 18 Februari dan itu berarti sepuluh hari yang lalu. 10 hari kemana ajah Bu? Gak kemana-mana sih hanya saja ada kerjaan kantor yang harus saya kerjakan.

Di hari minggu yang cerah ceria ini, coba-coba review novel ah.. Novel ini baru beberapa hari yang lalu saya selesai membacanya. Sebelum lupa, tidak ada salahnya jika saya menuliskannya di blog mungkin saja ada orang di luar sana yang juga berniat membaca novel ini.

Novel yang akan saya review ini adalah sebuah novel yang di tulis oleh Tere Liye yang berjudul "SUNSET BERSAMA ROSIE".


JUDUL BUKU           : SUNSET BERSAMA ROSIE
PENGARANG           : TERE LIYE
PENERBIT               : MAHAKA PUBLISHING
HALAMAN               : 426
ISBN                       : 978-602-98883-6-2

Ini adalah novel ketiga dari Tere Liye yang saya baca. Dua novel sebelumnya adalah BIDADARI-BIDADARI SURGA dan RINDU. Kalo ada kesempatan dan tidak lupa, Insyaallah akan saya review dua novel itu di postingan berikutnya.


Back Cover:

Sebenarnya, apakah itu perasaan? Keinginan? Rasa memiliki? Rasa sakit, gelisah, sesak, tidak bisa tidur, kerinduan, kebencian? Bukankah dengan berlalunya waktu semuanya seperti gelas kosong yang berdebu, begitu-begitu saja, tidak istimewa. Malah lucu serta gemas saat dikenang.

Sebenarnya apakah pengorbanan memiliki harga dan batasan? Atau priceless, tidak terbeli dengan uang karena kita lakukan hanya untuk sesuatu yang amat special di waktu yang juga special? Atau boleh jadi gratis karena kita lakukan saja dan selalu menyenangkan untuk dilakukan berkali-kali.

Sebenarnya, apakah itu arti ‘kesempatan’? apakah itu makna ‘keputusan’? bagaimana mungkin kita terkadang menyesal karena sebuah ‘keputusan’ atas sepucuk ‘kesempatan’? Sebenarnya, siapakah yang selalu pantas kita sayangi?

---


Ringkasan Cerita:

Novel ini diawali teleconference yang dilakukan seorang pemuda berusia tiga puluh lima tahun yang saat itu berada di Jakarta bernama Tegar Karang dengan sebuah keluarga bahagia yang sedang berlibur di pulau dewata. Percakapan yang dilakukan pada sore itu ditemani semburat sunset yang indah.

Sore itu Tegar melakukan teleconference dengan Nathan, Rosie dan keempat anaknya. Keluarga itu ada di Jimbaran Bali untuk merayakan ulang tahun pernikahan Nathan & Rosie yang ke-13 tahun.

Tanpa disadari ternyata sore itu menjadi sore terakhir keluarga Nathan & Rosie menatap sunset bersama karena sore itu adalah awal mula lahirnya kesedihan panjang yang kelak akan merubah jalan hidup mereka.

Teleconference yang ceria itu terpaksa harus berakhir karena ledakan bom. Bom dengan kekuatan dahsyat yang akhirnya merenggut kebahagiaan Rosie dan anak-anaknya. Nathan sang suami tercinta meninggal karena bom itu.

Di tempat lain, bom bali di sore itu juga telah merubah kehidupan seorang wanita cantik dan baik hati bernama Sekar. Bom sore itu terjadi tepat di H-1 hari bersejarah dalam hidupnya yang akhirnya membuyarkan mimpi indahnya untuk hidup bersama lelaki impiannya.

Bom Bali di sore itu menjadi titik balik semua tokoh yang ada di novel ini.


Review:

Novel SUNSET BERSAMA ROSIE ini bercerita tentang cinta dan persahabatan. Cinta yang tidak pernah terungkap yang akhirnya menemukan takdirnya setelah melewati tragedi menyedihkan.

Rasa cinta yang teramat besar dirasakan oleh seorang pria bernama Tegar terhadap seorang gadis yang telah menjadi sahabatnya sejak kecil bernama Rosie. Rasa cinta yang selalu ia pendam karena tidak punya kesempatan dan keberanian untuk mengungkapkannya. Ketika kesempatan itu datang, yang terjadi justru hal yang mengecewakan karena sebelum ia mengungkapkan rasa, ada laki-laki lain yang terlebih dahulu mengungkapkan rasa cintanya pada sang wanita pujaan.

Setelah belasan tahun berlalu dan mengalami beragam kesedihan akhirnya takdir cinta Tegar dan Rosie menemukan akhir yang indah. Kisah cinta yang happy ending. Tapi entah mengapa saya tidak ikut happy dengan ending yang dibuat oleh TERE LIYE di novel ini L L

Happy ending novel ini melukai hati seseorang yang menurut saya pantas mendapatkan hati Tegar. Sebagai wanita yang tidak suka di PHP-in, saya merasa lebih kasihan dengan tokoh Sekar dibanding Rosie. Saya lebih suka jika Tegar akhirnya menikah dengan Sekar, wanita yang sangat mencintainya. Rosie harusnya sudah cukup bahagia dengan anak-anaknya.


Kesimpulan:

Ceritanya bagus dan penggambaran karakter tokohnya juga sangat detail. Hanya satu yang membuat saya kurang puas yaitu endingnya. Happy ending sih, tapi menurut saya tetap menyedihkan karena ada hati yang dikorbankan dibalik bersatunya dua tokoh utama. Tapi ini hanya selera saya saja sih, bisa jadi kamu menyukai ending seperti yang ada di novel ini.

Saya menyukai cara penulis dalam menggambarkan keindahan Gili Trawangan yang menjadi setting novel ini. Membaca novel ini membuat saya tahu ada tempat lain di Nusantara yang sangat indah yang bisa dijadikan tujuan wisata.

Catatan Tambahan dari saya:
  • Saya suka novel ini karena penulis menggambarkan Gili Trawangan dengan sangat baik. Penulis berhasil membius saya dengan keindahan-keindahan yang ia gambarkan tentang tempat itu sehingga saat membacanya saya  merasa seolah-olah berada di tempat indah nan eksotis itu. Setelah Membaca novel ini saya jadi berharap semoga suatu hari nanti bisa ke sana. Semoga, amin..

  • Ada satu hal yang menurut saya berlebihan di novel ini yaitu rasa cinta anak-anak Rosie dan Nathan terhadap Tegar. Rasa cinta mereka terhadap Tegar terlampau besar melebihi rasa cinta terhadap ayah kandung mereka padahal ayah kandung mereka digambarkan sebagai sosok yang sangat baik. Agak aneh dan berlebihan menurut saya karena jika saya berada di posisi anak-anak itu, tidak akan mungkin saya bisa begitu mudah mencintai laki-laki lain dan menggantikan posisi ayah saya.


Saat membaca novel ini saya merasa seperti menonton sinetron produksi MULTIVISION PLUS. Jika kamu menyukai novel yang konfliknya sama seperti sinetron, novel ini sangat recommended  untuk kamu baca.

Rate: 3,8 of 5


You Might Also Like

31 Komentar

  1. Yang aku suka dr baca novel adalah emosi kita bisa ikut terbawa di dalam cerita.

    BalasHapus
  2. Tereliye, pasti diksinya keren ya
    Suka hanyut pada diksi yang bisa membius, dan pasti aku membacanya berkali-kali, mencoba meresapi dan menyimpan di hati

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk diksi saya setuju Mbak, tiga buku TL yang saya baca memang keren :)

      Hapus
  3. Sepertinya novel karya Tere Liye paling banyak dibaca ya mbak Ira. Saya sering sekali mendapati novel dia diresensi. Tapi pasti ada sebabnya ya mbak, yaitu karena memang bagus.

    Meskipun belum pernah baca tapi dengan ending seperti itu sebaiknya ngga baca deh, ntar saya ikutan patah hati seperti Sekar hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. ayo dibaca dulu Mbak Anjar, bagus kok ceritanya :)

      Hapus
  4. saya belum pernah baca noverl tere liye yang ini. Yang sudah saya baca rindu dan serial anak-anak Mamak.
    penasaran juga dengan endingg yang happy tapi rada ada sad-nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. rindu dan serial anak-anak mamak justru belum saya baca Mbak :)

      Hapus
  5. Aku belum minat baca Tere Liye lagi setelah Moga Bunda Disayang Allah. Baru baca itu terus nggak berasa klik dengan gaya ceritanya, hihihi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. buku TL yang pertama kali saya baca adalah Bidadari-Bidadari surga Mbak dan dari situ saya penasaran pengen baca buku lainnya dari TL :)

      Hapus
  6. aku hampir gak pernah nonton sinetron mbak, jadigak ada bayangan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sekarang ini saya juga gak pernah nonton sinetron lagi Mbak, sinetrom multivision plus itu sinetron pertengahan tahun 1990-an sampai awal tahun 2000-an (ketahuan umurnya berapa *LOL*)

      Hapus
  7. haduh, mirip sinetron, bertele tele dong. hihih

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan seperti sinetron sekarang yang bertele-tele dan tak tentu arah Mbak, tapi seperti sinetron jaman dulu yang ceritanya memang bagus :)

      Hapus
  8. nicee...
    intip kaulahmuda.com ya

    BalasHapus
  9. Belum baca yg ini Kak, tp yg Rindu itu asliii kereenn. Berasa sedang berlayar lagi *pernah berlayar selama 10hari hihihih*

    Hmm, kapan2 mau baca ini jg biar terbius suasana Bali jg. Moga bisa kesana yah Kak ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, novel rindu itu memang keren, saya juga suka ceritanya waktu mereka berlayar dan saya jadi tau ternyata jaman dulu itu butuh waktu yang sangat lama kalo mau naik haji :D

      Hapus
  10. Saya belum sempat baca novel karya TereLiye.
    Namun cukup puas membaca tulisan ini, setidaknya terbayangkan alur ceritanya.
    Penulisan review yg bagus, teringat kembali bom bali...

    SEKAR, tetaplah mjd wanita tegar, menebar kasih seharum wangi sekar (bunga).

    Terimakasih mbak Ira ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukunya bagus-bagus kok Mbak, saya awalnya membaca bidadari-bidadari surga yang akhirnya membuat saya tertarik membaca bukunya yang lain :)

      Hapus
  11. Termasuk penyuka karya tere liye dan selalu baca semuanya. Untuk yg satu ini aku kurang suka karena tokohnya too good to be true hahahaha. Sekar ini kalau ada di dunia nyata, luar biasa amat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. justru saya sukanya sama tokoh Sekar dibanding Rosie Mbak :)

      Hapus
  12. Gak pernah baca bukunya Tere Liye, hihih

    BalasHapus
  13. Sering denger Tere Liye. Bukunya juga sering lihat di toko-toko buku. Penasaran sih pengen baca bukunya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. boleh mulai dengan bidadari-bidadari surga Mbak, bukunya bagus :)

      Hapus
  14. Ehm, kalau ayahnya jahat mungkin gak aneh ya, mbak mencintai laki-laki lain melebihi ayahnya, tapi beda kalau ayahnya sendiri sudah baik :D

    BalasHapus
  15. Kukira hanya sendiri yang nggak suka sama endingnya. Rosie, apakah 13 tahun pernikahanmu dengan Nathan dan memiliki ke4 putri yang hebat tak cukup? Sebesar apapun perasaaanmu dulu, apakah tak bisa dibandingkan dengan kebersamaanmu dengan suamimu dan ke4 putrimu? Tak tahukah kau bahwa tegar bahkan memiliki janji kehidupan? Haruskah kau menampakkan perasaan itu? Anak2 itu hanya menyayangi paman mereka, paman yang baik yang menuruti keinginan mereka. Walau aneh rasanya, rasa sayang mereka ke pamannya lebih besar dibandingkan ayah mereka yang sama baiknya dengan tegar.
    Terimakasih untuk reviewnya kak, karena membaca review dan komentar yang ada disini, rasa kesalku yang baru saja selesai membaca novel ini dan itu di PAGI HARI, berkurang. Terimakasih, setidaknya PAGI ini tidak menjadi hitam kelabu karena kekesalan ini

    BalasHapus

Terimakasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di sini 😊😊

Mohon untuk berkomentar menggunakan kata-kata sopan dan tidak meninggalkan link hidup yah, karena link hidup yang disematkan pada komentar akan saya hapus 😉

Member Of




Recent Comments

`