PEREMPUAN & TRANSPORTASI UMUM

Oktober 10, 2018

pic source: pixabay.com
Bagi teman-teman yang sering mampir di blog ini pasti sudah tahu lah yaa, kalau beberapa tahun ini  saya dan suami menjadi pejuang LDR. Kami baru bisa bertemu dan kangen-kangenan pada akhir pekan, hehehe. Dan karena menjalani LDR inilah (plus gak bisa bawa kendaraan sendiri), saya jadi akrab banget dengan transportasi umum, khususnya angkot dan kapal feri/boat.

Dulu, saat awal-awal masuk kerja, sebelum menikah dan menjalani LDR, saya malas banget menggunakan transportasi umum. Hal ini dikarenakan, menggunakan transportasi umum itu biasanya nunggunya lama. Belum lagi biasanya penumpang gak dipisah duduknya, jadi laki-laki dan perempuan duduknya berdempet-dempetan. Itu masih lagi ditambah asap rokok dimana-mana. Bahkan yang sering saya tonton di televisi, beberapa kejadian kurang menyenangkan seperti "pelecehan seksual" sering dialami penumpang perempuan saat naik kendaraan umum, maka makin malas (plus takut) lah saya naik kendaraan umum (tapi terpaksa tetap harus naik kalo pulang ke rumah ortu).

Baca juga: 5 hal kurang menyenangkan saat naik kendaraan umum

Tapi sejak menjalani LDR, perlahan-lahan saya mulai terbiasa dengan hal-hal yang dulu gak saya sukai itu. Saya mencari cara agar gak merasa tersiksa lagi saat naik kendaraan umum, salah satunya dengan mendengarkan musik atau membaca buku saat transportasi umumnya sedang melaju juga memilih duduk di antara penumpang perempuan agar gak keki. Hal penting lain yang saya lakukan sebelum keluar rumah untuk naik angkot adalah membangun mood yang baik, salah satunya dengan selfie atau minta orang rumah motretin saya sebelum jalan ((berpose di depan kamera adalah koentji)) 😂😀
pose dulu, sebelum ke jalan raya tunggu angkot 😂

Balik lagi ke soal perempuan yang mengalami pelecehan di angkutan umum tadi. Entah mengapa, kok sepertinya perempuan itu selalu menghadapi ancaman di manapun mereka berada yaa, bahkan di tempat ramai seperti transportasi umum sekali pun. Apakah karena masih banyak yang menganggap perempuan sebagai makhluk lemah yang mudah untuk dijadikan objek pelecehan fisik (physical harassment)? Entahlah. Tapi hal ini bisa jadi salah satu alasan utama mengapa para perempuan enggan berpergian sendiri.

Seperti dilansir dari artikel Magdalene.co, hasil studi audit keamanan di tiga wilayah Jakarta yang dilakukan oleh Badan PBB untuk kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women) menunjukkan bahwa perempuan dan anak perempuan merasa gak aman bepergian sendiri, terutama di ibukota, karena lebih rentan menjadi korban pelecehan dan kekerasan seksual di tempat umum, termasuk transportasi publik.

Sementara itu, sebuah jajak pendapat yang digagas Thomson Reuters Foundation News mengungkapkan daftar 16 kota dengan sistem transportasi paling berbahaya untuk perempuan. Survey digelar di 16 dari 20 ibukota terbesar dunia yang dilakukan terhadap lebih dari 6.550 perempuan dan pakar gender. Beberapa pertanyaan diajukan kepada mereka yang bepergian sendiri di malam hari, yang berisiko dilecehkan secara verbal atau fisik. Pertanyaan yang diajukan seperti apakah mereka percaya bahwa penumpang lain akan membantu seorang perempuan jika dilecehkan? Apakah mereka percaya bahwa pihak berwenang akan menyelidiki laporan tentang pelecehan atau kekerasan yang diajukan? Dan sudahkah tersedia transportasi umum yang aman di lingkungan mereka.

Dan dari kota tempat survey digelar, ibukota negara kita, Jakarta, mendapat urutan ke lima dari daftar 16 kota dengan sistem transportasi paling berbahaya untuk perempuan versi Thomson Reuters Foundation News. Berikut ulasannnya :

1. Seberapa Anda merasa aman bepergian sendiri pada malam hari di kota tempat tinggal Anda?


2. Apakah Anda pernah dilecehkan secara verbal oleh laki-laki ketika menggunakan transportasi umum?
3. Apakah Anda pernah diraba atau mengalami bentuk pelecehan fisik lain saat menggunakan transportasi umum?

4. Seberapa yakin Anda bahwa orang lain akan datang membantu Anda saat ada di transportasi umum?

5. Seberapa yakin Anda, pihak berwenang akan menyelidiki jika Anda melaporkan pelecehan atau serangan di transportasi umum?

6. Setuju atau tidak setuju, transportasi umum yang aman tersedia di tempat Anda tinggal?
Datanya cukup meresahkan yaa? Maka demi mengurangi keresahan (syukur-syukur bisa hilang) itu, salah satu hal yang dianggap menjadi solusi untuk mencegah pelecehan dan kekerasan pada perempuan di transportasi umum adalah memisahkan antara laki-laki dan perempuan. Maka pada tahun 2011, operator bus Transjakarta meluncurkan fasilitas ruang khusus perempuan.

Sebelum menerapkan kebijakan itu, PT Transjakarta telah melakukan survei terhadap penumpang perempuan dan hasilnya 90% responden menyetujui implementasi kebijakan tersebut. Lima tahun kemudian, pada 21 April 2016, bertepatan dengan hari Kartini, perusahaan ini meluncurkan bus berwarna merah muda yang dikhususkan bagi penumpang perempuan.

Mengingat banyaknya laporan-laporan perihal pelecehan dan kekerasan di transportasi umum terhadap kaum perempuan yang sebagian besar terjadi pada pada jam-jam sibuk, Direktur Operasional Transjakarta, Daud Joseph, berpendapat bahwa penyediaan ruang khusus perempuan di transportasi publik itu sangat penting, .

Pada awal tahun 2017, jumlah bus bertambah menjadi 1.200 unit, atau empat kali lebih banyak dari jumlah bus satu setengah tahun sebelumnya yang hanya berjumlah sekitar 300 bus. Ini berarti ada lebih banyak kesempatan bagi para perempuan merasa nyaman di dalam bus. Perempuan gak perlu merasa khawatir akan mengalami pelecehan dan kekerasan lagi.

Ternyata, kereta listrik Jabodetabek atau yang lebih dikenal dengan Commuter Line, bahkan sudah lebih dulu menerapkan gerbong khusus perempuan, loh. Tujuannya kurang lebih sama dengan penerapan hal serupa pada Bus TransJakarta.

Di berbagai negara kebijakan segregasi itu dianggap sebagai satu langkah awal adanya kesadaran bahwa akses perempuan ke transportasi publik memang sulit karena mereka rentan mengalami pelecehan dan kekerasan. Dengan demikian, pemisahan dianggap sebagai solusi cepat, walaupun bukan satu-satunya karena pelecehan dan kekerasan terhadap perempuan itu terjadi bukan hanya karena infrastruktur yang kurang, tapi karena adanya pendekatan hukum dan kebijakan yang tidak mengatur penanganan (korban pelecehan dan kekerasan). Korban juga tidak mau melaporkan karena takut disalahkan dan tidak tahu mekanisme pelaporannya. Oleh karena itu, baik laki-laki maupun perempuan, harus lebih resposif dan menjadi active by stander dan tidak diam saja ketika melihat pelecehan atau kekerasan seksual yang terjadi.

Pemisahan gender di transportasi publik adalah solusi tapi sifatnya sementara. Di dalam mencapai kesetaraan perempuan dan laki-laki, ada terminologi temporary special measure (tindakan khusus sementara), yang seolah-olah mengeksklusifkan perempuan, tapi tidak boleh dianggap sebagai diskriminasi karena ada hal yang melatarbelakanginya.

Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengelolaa Transportasi Jabodetabek sangat konsen pada kenyamanan di transportasi publik, termasuk di dalamnya perhatian khusus pada perempuan dan manula. Mengapa ini dianggap penting? Karena target memindahkan orang dari penggunaan kendaraan pribadi ke kendaraan umum, merupakan hal yang mendesak. Tentu para pengguna kendaraan pribadi itu enggan naik transportasi umum yang mereka nilai tidak aman, padahal kita tahu, kendaraan pribadi sangat berkontribusi besar pada kemacetan di Ibukota. Dengan kenyamanan dan keamanan yang ditawarkan tranportasi umum(bus), lambat laun para perempuan pengguna kendaraan pribadi akan tertarik menggunakan angkutan umum.

Sebagai pengguna aktif transportasi umum, saya berharap semoga suatu saat nanti, di kota kami (yang letaknya jauh banget dari ibukota), akan disediakan juga transportasi umum (bus) khusus perempuan yang aman dan nyaman sehingga saya dan teman-teman lain gak perlu lagi merasakan hal-hal menakutkan yang sering kami saksikan di layar kaca tentang pelecehan seksual dan kekerasan terhadap perempuan yang naik bus. Saya yakin, bila ini terjadi akan semakin banyak perempuan yang tertarik menggunakan transportasi umum dibanding kendaraan pribadi.

Yuk, bersama-sama kita ciptakan transportasi umum yang aman dan nyaman untuk para perempuan dengan memanfaatkan kebijakan infrastruktur transportasi umum yang ada. Kita tak seharusnya merasa sungkan untuk menegur pelaku saat melihat ada pelecehan atau kekerasan seksual pada perempuan, segera pisahkan pelaku dari korban dan jangan ragu untuk melaporkan pelaku kepada petugas berwajib. Dengan melakukan ini, saya yakin semakin banyak perempuan yang tertarik untuk naik bus.


You Might Also Like

56 Komentar

  1. Kalau armadanya bagus, aman dan nyaman, aku juga yakin semua orang bakal lebih seneng naik bus ya.

    BalasHapus
  2. Huhu sedih ya Jakarta ada di peringkat kelima dari 16 kota, semoga ke depannya pemerintah dan masyarakat sama sama berbenah, Demi Jakarta yang lebih aman nyaman untuk semua warganya.

    BalasHapus
  3. KAlau naik bus saat penuh suka dijaidkan ajang para cowok cari kesmepatan, belum pernah mengalami sih karena selalu siaga tapi suka denger dari cerita dari temmen-temen perempuan lain yang mengalaminya.

    BalasHapus
  4. Merasakan hal yang sama. Mudah-mudahan pemerintah serius menangani masalah keamanan bagi perempuan

    BalasHapus
  5. Pemisahan gerbong atau ruang pada transportasi umum memang bisa mengurangi resiko pelecehan. Tetapi, katanya sesama perempuan juga bisa lebih kejam dalam bentuk lain. Entahlah, saya jarang naik kendaraan umum sata ramai.

    Kalau yang saya rasakan sekarang transportasi umum lebih bagus dari zaman dul. Semoga aja dengan semakin membaiknya kualitas transportasi umum, berbanding lurus dengan kelakuan para penumpangnya

    BalasHapus
  6. Aduuuh datanya bikin sedih. Aku pun termasuk salah satu perempuan yang Pernah ngerasain dilecehkan di alat transportasi umum. Dulu waktu zaman SMA. Huhu, nyebelin banget. Skrg aku udah gak mau naik transportasi umum malem2. Lebih milih ojol aja.

    BalasHapus
  7. 75% transportasi yang saya pakai saat ini adalah transportasi umum...berharap banget pemerintah beneran konsen membenahi nya

    BalasHapus
  8. Semoga para perempuan di dunia selalu dilindungi oleh Allah Swt ketika di jalan maupun dalam kendaraan publik, aamiin dan tetap waspada

    BalasHapus
  9. Aku sebelum nikah adalah angot lover hahaha tapi setelah nikah beneran gak dizinkan naik angkot kata suamiku rentan bahayanya jadi aku naik motor kemana2. Hehe padahal aku suka naik angkutan umum. Gak capek dan gak gerah.

    BalasHapus
  10. Jadi ingat Familiar Wife yaa....
    Pelecehan yang terjadi di angkutan umum, lalu berujung pada bertemu jodoh.
    Ihhiiiy...

    Etapi malah jadi ngomongin drama Korea.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangaat, ka Ira.
      AKu masih kurang effort nya buat naik kendaraan umum.
      Padahal mah...lebih ga cape yaa...kan ga ikutan nyetir, tinggal duduk manis.

      Hapus
  11. Kunci membangun mood positif adalah selfie, hahaha... Tiap hari selfi dong mba. Pegel aku kalo naik transportasi umum, meski pengennya sih bisa kayak di luar negeri seperti Singapura, yang udah nyaman kemana2 pakai angkutan publik

    BalasHapus
  12. Wow, urutan 16 ? Duuhh,
    Tapi semoga dg adanya transjakarta ini, peringkat transportasi di negeri ini semakin baik, dan juga transportasi semacam transjakarta ini, semoga bisa hadir di seluruh negeri ini. Aaminn

    BalasHapus
  13. Aku jg sebel kalau zaman dulu sebelahku ngrokok. Tapikyknya publik transportasi skrng makin bagus, ada AC jd org sungkan ngerokok ya mbak.
    Kalau di Jkt ada gerbong KRL khusus cewek (walau kadang lbh kezem hehe) tapi mayanlah meminimalisir pelecehan. Moga2 moda transportasi umum makin oke semua ya mbak aamiin

    BalasHapus
  14. Yang masih menjadi PR bersama sampai saat ini, harus ada transportasi masal yang mudah diakses dan aman untuk semua.

    BalasHapus
  15. Sejauh aku pakai kendaraan umum ya blm pernah kejadian hal2 aneh dan semoga tidak. Kuncinya jaga diri sendiri dan barang. Peluk deh erat2 tasnya

    BalasHapus
  16. Klo gk salah di jakarta.ada gerbong khusus untuk perempuan ya. Saat berkunjung kemarin ke jkt menuju bogor aku naik gerbong ini jadi aman. Semoga pemerintah terus memberikan perhatian terkait masalah ini (kendaraan umum lainnya)

    BalasHapus
  17. Alhamdulillah sampai detik ini allah masih menjaga saya, tapi kita perempuan setidaknya harus bisa beda diri walau hanya basik saja

    BalasHapus
  18. Kayaknya aku pernah lihat di Jakarta sudah ada busway khusus wanita,mudah-mudahan armadanya semakin banyak ya.

    BalasHapus
  19. Kalau saya pribadi, jangan pernah tunjukkan body language kalau kita takut atau lemah. Biasanya itu yang jadi pemicu awal orang lain juga memandang kita lemah.

    BalasHapus
  20. Wah hasil surveynya horor juga ya. Aku hampir ga pernah naik transportaai umum beberapa kali naik taksi online itupun sama klg. Pernah naik bis kota sama suami itupun di ln tapi bisnya nyaman dan bersih. Kayak di Kuala Lumpur itu ada bis kota gratis lengkap dg wifi namanya GO KL. Berharap suatu saat jakarta punya juga

    BalasHapus
  21. Jujur aku masih agak takut juga kalau mau naik transportasi umum. Pernah kecopetan pas ngantuk di angkot soalnya. Hiks.
    Semoga di daerah mb Ira segera ada transportasi umum seperti di ibukota yaa :)

    BalasHapus
  22. Pernah ikut merasakan pengalaman yang sama, berdesakan di dalam bus TJ sekitar tahun 2007 /sd 2008. Saat itu belum ada peraturan antara laki dan perempuan. Semua tumplek blek jadi satu kayak ikan teri, HIHIHI...
    Cuma aku tertolong karena selalu bepergian dengan suami.
    Alhamdullilah belum pernah merasa dilecehkan sih, misalnya diraba atau dibelai.
    Cuma sering menyaksikan penumpang yang "belum ramah" ibu menyusui, hamil atau lansia.

    Untunglah sekarang sudah ada perbaikan ya, mba.
    Memang sudah selayaknya begitu.


    BalasHapus
  23. Biasanya kalo aku nih, kalo busnya aman dan nyaman mau naik bus, satu lagi, nggak macet, hihi soalnya kalo macet aku lebih suka naik motor XD

    BalasHapus
  24. Setuju dg paragraf terakhir.
    Wanita harus speak up !
    Apapun kondisinya. Jika tdk merasa nyaman kita harus berani melawan

    BalasHapus
  25. aq udah lama banget gak pakai transportasi umum, ngantor bawa motor sendiri dan kalau sekarang lagi pergi sama anak tanpa suami pling pake grab car/gojek aja. sebenernya pingin sih pakai angkutan umum seperti bus atau kereta, tapi karena merasa gak nyaman dan aman jadi malah paling aq hindari, terutama bus sih... thanks for sharing mbak ira

    BalasHapus
  26. aku pun pecinta transportasi umum lho mba..makanya sebeeel kalua liat transportasi umum tidak aman, tidak lancer atau tidak bersih karena kesalahan para penggunanya yang tidak tertib

    BalasHapus
  27. Memang lebih aman ya kalau ada pemisahan untuk perempuan di sarana angkutan umum.

    BalasHapus
  28. Sebenernya aku suka naik angkutan umum, karena ga capek, tinggal duduk. Tapi ya itu tadi, banyak kendala yang masih mikir2 kl mau ngangkot di sini.

    BalasHapus
  29. Alhamdulillah BRT di kotaku ada pemisahan tempat duduk antara pria dan wanita, tapi kalo penuh ya nyampur lagi. Semoga pemerintah lekas tanggap adanya pemisahan ini agar wanita terus dilindungi aamin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang aku males sama yang tempat duduk campur hehehe sebel aja kalo disesek sesekin sama pria

      Hapus
  30. pelecehan di angkutan memang sering mba.. jangan sampai deh yaa

    BalasHapus
  31. Jadi negara kita untuk angkutan umumnya sudah layak untuk kaum perempuan apa belum ya? Memang ngga mudah ya untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan kaum wanita, tapi setidaknya negara kita sudah berupaya, dukungan masyakat luas memang penting.. tetap semangat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Data penelitian terbaru, infonya Indonesia masih urutan ke 9 deh tentang negara layak untuk perempuan.. dan soal transportasinya nih yang juga masih kurang nyaman.. semoga semakin lebih layak ya setiap tahunnya

      Hapus
  32. Jakarta nggak ada yg hijau! ��
    Tapi iya sih, waktu msh tinggal di Jkt rasanya lbh stres karena merasa unsecure ��

    BalasHapus
  33. Kadang berusaha utk meanmpik atutran Islam yg menganjurkan perempuan utk tidak berpergian tanpa mahramnya. Nah, salah satu sebabnya ya karena banyak yg masih melecehkan perempuan itu. Semoga kita selalu dlm lindungan Allah ya.

    BalasHapus
  34. iyaaaa kadang masalahnya itu, kalau keluar sendiri pake transportasi umum magerin kalau udah bahas masalah keamanan. suka parnoan.. hiks

    BalasHapus
  35. Artikel panjang yang detail membahas masalah yang dialami perempuan kala berada di dalam transportasi umum. Ya kejahatan berupa pelecehan seksual sampai kekerasan fisik adalah hal yang paling menakutkan. Pelaku merasa berkuasa dan tak kapok jika dibiarkan. Butuh kerja sama dari kita semua untuk mencegah kejadian itu. Semoga saja angkutan publik di Indonesia ditata lebg baik. Saya setuju dengan pemisahan ruang khusus bagi lelaki dan perempuan. Rasa aman dan nyaman adalah hak septiap orang.

    BalasHapus
  36. Saya dulu waktu pake transportasi umum pernah juga dilecehkan spt itu cuman masih bisa saya lawan, transportasi yg kurang aman saya rasa angkot dan bus kota, yang penting hindari aja transportasi yang penumpangnya terlalu ramai karena pasti rawan pelecehan. sekarang malah udah punya anak batita yang rada galau kalau naik transportasi umum hehe

    BalasHapus
  37. aku masih suka naik transport umum mba, tapi busway or ojol. Memang Jakarta masih masuk di daftar kota yang paling berbahaya ya mbaaa...

    BalasHapus
  38. Aku pernah loh mbak merasakan kejadian gak enak naik transportasi umum waktu kuliah dulu. Sampai tasku dislite juga pernah. Tapi sekarang trasnportasi umumnya makin ramah kok di Jakarta

    BalasHapus
  39. Semoga transportasi umum dan fasilitas umum di Indonesia semakin baik dan tentunya semakin aman dan nyaman bagi kita kaum perempuan.

    BalasHapus
  40. Klo ke Jakarta saya suka naik Trans Jakarta lho Kak. Dan sebisa mungkin cari tempat yg khusus perempun.
    Isshh gemeesss yaaa, itu Jakarta masuk urutan 8 yg ndak safety ternyata yaah, huhuhuh

    BalasHapus
  41. Akku pernah jadi salah satu korban pelecehan di transportasi umum, Mbak. Dan aku belum berani menceritakannya di blog. Kapan-kapan, akan aku ceritakan di blog sebagai self healing untukku

    BalasHapus
  42. TRansportasi umum khususnya commuterline di Jakarta alhamdulillah semakin aman dan nyaman. Tapi kalau angkot aku udah lama nggak naik. Hehhee

    BalasHapus
  43. Aku paling sedih kalau angkutan umum gak nyaman, apalagi buat perempuan, pdhl kan kalau angkutan umum nyaman banyak yang mau pakai ya mbak. Saya sendiri pun pengguna angkutan umum, khususnya KRL sih, ya emang kudu waspada akan kejahatan2 gtu.
    Setuju kalau ada yang macam2 di angktan umum ya berani bicara atau melaporkan jgn didiemin aja ya..

    BalasHapus
  44. Kalau menurutku hasil survey itu bener banget. Sampai sekarang lho aku selalu parno kalau harus ke Jakarta sendirian. Kemana2 naik alat transportasi umum sendirian gitu sama sekali ga berani. Pasti kudu minta dijemput. Aura berbahayanya tuh lho kentara banget. Padahal kalau bagi penghuni Jakarta sih semua fine fine ajah :)

    BalasHapus
  45. Dari semua yang disurvey, Jakarta masuk ke golongan yang memprihatinkan ya. Dan memang iya, kalo di Jakarta, aku gak berani naik macem2 kendaraan umum. Ke mana2 naik ojek online aja. Lebih aman.

    BalasHapus
  46. Galau naik transportasi umu eh ada tulisannya seperti terpecahkan nih rasa kegundahan saat naik angkot. memang belum pernah mengalami hal itu tapi suka risih saat di angkot ada laki-laki suka mepet untungya selalu batasi pakai buku

    BalasHapus
  47. Saya waktu zaman kuliah aja sering naik transportasi umum dan syukurnya transportasi yang saya naiki itu masih aman tapi yah tetap emang sebagai perempuan kita harus hati2 ya kalau berpergian sendiri atau tanpa mahram.

    BalasHapus
  48. Setuju nbak. Utk perempuan. Trabsportasi umum henraknya yang nyamqn dan aman ya mbq

    BalasHapus
  49. Aku pernah Mbaaa, hampir mengalami pelecehan seksual di kereta. Ada laki-laki yang mepet-mepet. Aku langsung merengsek maju ke gerbong perempuan terus aku teriakin tuh orang.
    Dan mirisnya kalau naik di gerbong khusus wanita malah lebih corwded dan 'sadis', hiks.

    Bus memang lebih nyaman karena nggak sesesak kereta. Dan aku setujuu banget dengan pemisahan ini. Semoga angka pelecehan pada perempuan semakin bisa diminimalisir.

    BalasHapus
  50. ini sih salah satu faktor yang bikin Ujame takut naik kendaraan umum kalau di waktu-waktu yang rame. Lebih milih naik motor sendiri atau gojek aja 😂. Semoga kedepannya pemerintah lebih aware sama masalah transportasi umum

    BalasHapus
  51. Aku sempat menjadi saksi betapa beresikonya pakai TJ beberapa tahun lalu.
    Iya, resiko mendapat pelecehan seksual, karena TJ belum ada pembatasan tempat duduk pria dan wanita saat itu.

    Alhamdullilah terakhir ke Jakarta, Maret lalu, sudah ada pemisahan tempat duduk.
    Cuma ntar kalau di MRT, ntar apakah akan diterapkan hal yang sama?
    Kita tunggu saja ya!

    BalasHapus
  52. Alhamdulillah saya aman kalo naik umum, biasanya kalo naik ojol selalu saya foto plat nomornya dan dikirim kesuami

    BalasHapus
  53. Dulu waktu pertama di Jakarta, agak takut-takut juga naik transportasi umum. Tapi sejalan dengan waktu dan sudah sering coba naik angkutan umum, perasaan takut itu sirna. Alhamdulillah sampai hari ini saya aman kok naik angkutan umum. Yang penting sih jaga diri aja, waspada dan tidak mengenakan perhiasan yang berlebihan. Semoga kedepannya, semakin aman ya transportasi umum di Indonesia bagi para perempuan

    BalasHapus

Terimakasih telah berkunjung dan meninggalkan komentar di sini 😊😊

Mohon untuk berkomentar menggunakan kata-kata sopan dan tidak meninggalkan link hidup yah, karena link hidup yang disematkan pada komentar akan saya hapus 😉

Member Of




Recent Comments

`