Duh judulnya kok gini amat yaa? Hahaha 😂. Iya nih, awalnya bingung mau kasih judul apa, namun mengingat yang akan saya tuliskan ini adalah tentang keprihatinan saya pada salah satu pantai yang ada di Buton Tengah ini, rasanya judul yang pas memang yang tertera di atas.
Pantai Katembe adalah salah satu pantai indah yang ada di Kabupaten Buton Tengah (Buteng) yang menjadi kebanggaan warga Buteng. Pasirnya yang berwarna putih bersih dan ombaknya yang lumayan besar, menjadi daya tarik masyarakat sekitar maupun yang dari luar daerah untuk berkunjung dan berwisata ke sana.
Saya ingat, pertama kali berkunjung ke Katembe adalah saat saya masih duduk di bangku kelas lima sekolah dasar. Piknik ke Katembe adalah salah satu rangkaian acara penerimaan rapor. Seluruh guru dan murid mulai dari kelas 1 sampai kelas 5 diwajibkan ikut karena rapor akan diterimakan di sana.
Kami ke katembe menumpang mobil truk yang disewa guru. Ada sekitar 3 truk yang dicarter untuk kami tumpangi. Saya yang saat itu baru pertama kali ke Katembe merasa sangat antusias. Saking antusiasnya, pada malam sebelum keberangkatan, saya hampir tidak bisa memejamkan mata.
Dan keputusan guru untuk membawa kami piknik ke Katembe memang sangat tepat. Saat menginjakkan kaki di Katembe untuk pertama kalinya, saya gak henti-hentinya berdecak kagum pada keindahan pantai ini. Pasirnya yang halus dan putih terbentang luas seolah memanggil-manggil saya untuk berguling-guling di atasnya. Alamnya asri dan belum tersentuh tangan-tangan nakal yang merusaknya. Pohon kelapa yang berjejer rapi menambah keindahan pantai ini.
Pantai Katembe beberapa tahun lalu. Walau pasirnya masih putih namun volumenya sudah jauh berkurang |
pasirnya halus yaa? |
Puluhan tahun berlalu dan kondisi Katembe saat ini berbanding terbalik dengan apa yang saya saksikan saat pertama kali ke sana dulu. Pasirnya memang masih putih bersih namun volumenya sudah sangat jauh berkurang, deburan ombaknya pun masih besar namun di sekeliling pantainya banyak lubang-lubang bekas tambang pasir yang dibiarkan terbuka begitu saja. Sampah berserakan dimana-mana dan pohon kelapa yang dulunya berjejer indah satu persatu mulai mati.
Hati saya merana melihat kondisi pantai Katembe saat ini. Saat berkunjung ke sana beberapa hari lalu, hati saya menangis melihat perubahan itu 💔. Kemana perginya Katembe yang saya kunjungi saat masih SD dulu yang membuat saya berdecak kagum sampai gak pengen pulang ke rumah saking asyiknya bermain di pinggir pantai yang dihiasi pasir putih yang indah? Sungguh tega mereka yang merusak tempat indah ini.
Saya bahkan merasa malu pada sepupu suami karena apa yang saya gambarkan tentang pantai Katembe sangat berbeda dengan kondisinya saat dikunjungi secara langsung. Walau sepupu suami tidak menampakannya tapi saya tahu dia pasti kecewa karena realita yang dilihatnya tak seindah ekspektasi.
Saat ini Katembe seperti dibiarkan terlantar. Gazebo-gazebo yang sempat dibangun beberapa tahun lalu kini dibiarkan menjadi bangunan kumuh tak terurus. Iya, beberapa tahun lalu kondisi Katembe memang sempat membaik, banyak perbaikan di sana sehingga menjadi salah satu tempat hits yang ramai dikunjungi banyak wisatawan lokal. Sayangnya, kondisi itu tidak bertahan lama. Entah kenapa bisa seperti itu.
lihatlah di belakang sana, mulai terlihat kumuh, hiks |
sudut lain Pantai Katembe. Banyak sampah berserakan |
Gazebo yang kini berubah menjadi bangunan kumuh tak terurus |
Pantai Katembe, salah satu tempat terbaik untuk menikmati sunset |
Harapan saya, semoga Pemerintah Daerah Buton Tengah kembali memberi perhatian pada salah satu aset daerah ini. Bila kondisinya tetap dibiarkan seperti ini, saya takut, lima atau sepuluh tahun lagi alamnya akan benar-benar rusak dan mungkin pasirnya yang indah itu hanya tinggal kenangan. Sungguh kasihan, anak cucu kita nanti hanya akan mendengar namanya saja tanpa berkesempatan menikmati keindahan alamnya lagi. Hiks, sedih banget membayangkan hal ini 😢.